Para Pembicara dan Moderator Saat Menyampaikan Pemaparannya Dalam Seminar Memperkuat Karakter Bangsa pada hari Senin (6/2/2012) pukul 17.00 WIB (Foto: Richard) |
Selamat atas Ignatius Josef Kasimo Hendrowahyono atau yang biasanya
dikenal dengan nama IJ Kasimo dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah.
Berdasar info yang dilansir dari situs Kompas, Upacara penganugerahan tersebut
dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada hari
Selasa (8/11/2011). Untuk mensyukuri gelar tersebut, organisasi masyarakat
(ormas) Katolik Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI)-Perhimpunan Mahasiswa
Katolik Republik Indonesia (PMKRI)-Ikatan Sarjana Katolik Indonesia
(ISKA)-Pemuda Katolik-Wanita Katolik Republik Indonesia(WKRI)-Universitas
Katolik Darma Cendika Surabaya-Komisi Kerawam Keuskupan Surabaya mengadakan
acara syukuran berupa misa dan seminar Memperkuat Karakter Bangsa pada hari
Senin (6/2/2012) pukul 17.00 WIB.
Meskipun kondisi hujan deras pada waktu itu, tak menyurutkan umat
Keuskupan Surabaya dan gusdurian untuk datang ke acara yang dilangsungkan di
Auditorium Benedictus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tersebut. Sebelum
umat mengikuti acara di auditorium itu, umat yang hadir dalam syukuran itu
mengikuti misa syukur terlebih dahulu di kapel Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya. Misa tersebut dipimpin oleh Uskup Surabaya Msgr. Vincentius
Sutikno Wisaksono pada pukul 17.00 WIB.
Misa tersebut diadakan sebagai bentuk ucapan syukur umat Katolik kepada
IJ Kasimo yang dianugerahi oleh negara gelar Pahlawan Nasional. Dalam
homilinya, Msgr Sutikno berpesan kepada umat untuk selalu meneladani sikap IJ
Kasimo. “Namun jangan lupa untuk selalu meneladani sikap Yesus dalam hidup
kita” tambahnya. Seusai misa, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Msgr Sutikno
yang dilakukan di depan kapel.
Setelah pemotongan tumpeng selesai, umat mengikuti acara makan malam
bersama. Kemudian, dilanjutkan dengan acara seminar. Pembicara seminar Karakter
Memperkuat Karakter Bangsa adalah Peneliti Senior Centre for Strategic and
International Studies Dr. J.Kristiadi dan Yudi Latif,
MA.,PhD.
Dalam pemaparannya, J.Kristiadi menyampaikan bahwa untuk memperkuat
karakter bangsa diperlukan sikap politik yang bermartabat, mulia, utuh,
berkesejahteraan masyarakat, berkorban untuk kepentingan orang banyak. “Karakter
bangsa yang harus kita tumbuhkan adalah kejujuran, saling percaya satu sama
lain, disiplin dan berempati. Jika sudah melakukan seperti itu maka bangsa ini
akan menjadi bangsa yang besar. Inilah yang dilakukan Kasimo mendedikasikan
dirinya dalam berpolitik.” ujar Kristiadi. Karakter-karakter inilah yang
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
Masalahnya, kata pria asal Jogjakarta ini, yang menjadi kesulitan untuk
mengembangkan karakter bangsa yakni nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai
luntur. “Pancasila lebih disalahgunakan oleh para elite politik untuk kekuasaan
daripada untuk kesejahteraan orang lain” tambahnya. Pancasila sering dikatakan
terus menerus tapi tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Oleh karena itu saya bersama teman-teman saya selalu menggelorakan
karakter bangsa terus menerus karena generasi muda semakin sulit membedakan
orang itu sukunya apa, pangkatnya apa, identitas keluarga” ungkap Kristiadi.
Yudi Latif menambahkan, kita harus mewariskan karakter bangsa Indonesia
yang ada dalam karakter IJ Kasimo. “Karakter yang dimaksud yaitu ketuhanan yang
berkebudayaan dimana memberikan rahmat dan kasih sayang, karakter
sosio-nasionalisme dimana negara adalah satu untuk semua bukan negara yang
dimiliki oleh kelompok/agama/suku tertentu, dan keadilan sosial” papar Yudi
Latif yang didaulat sebagai pembicara kedua. Biarpun kita benci dengan orang
lain, biarpun orang itu dari agama dan suku yang lain tetapi kita harus berlaku
adil dalam bertindak. Karakter-karakter itulah yang membuat Kasimo
menyejahterakan bangsa ini.
Dalam jumpa pers seusai acara seminar, Yudi Latif juga berkata bahwa
para pemimpin kekuasaan negara ini belum bisa menjadi jembatan antar keragaman.
Seharusnya para pemimpin itu mempunyai karakter seperti IJ Kasimo. “IJ Kasimo
berjuang untuk menjembatani antar keberagaman” tambahnya.
“karakter-karakter bangsa yang harus dimiliki
oleh para pemimpin negara ini adalah membuat kebijakan-kebijakan untuk
menyejahterakan rakyat” timpal Kristiadi saat jumpa pers seuasai seminar. Selain
itu, lanjut Kristiadi, karakter bangsa harus dimiliki oleh pemuda-pemuda
Katolik yakni tidak tergoda kepada nikmatnya kekuasaan, nikmatnya popularitas,
nikmatnya kehidupan duniawi. Itulah yang harus dicontoh oleh para pemuda
Katolik dalam menghayati perjuangan Kasimo. (richard)