Stefanus Gusma (baju merah) melantik pengurus PMKRI cabang Surabaya periode 2011-2012 hari Sabtu lalu (14/5/2011)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Masa kepengurusan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Lucas Cabang Surabaya periode 2010-2011 berakhir pada hari Sabtu (14/5/2011). Sejak hari itulah PMKRI melantik pengurus baru periode 2011-2012. Pelantikan tersebut diadakan di Aula Wisma Pastoran Hati Kudus Yesus Surabaya pukul 18.00 WIB.
Nurita Yuliati terpilih sebagai ketua dalam kepengurusan baru. Ita, panggilan akrab dari Nurita Yuliati, dipilih oleh anggota PMKRI cabang Surabaya pada tanggal 18 Maret 2011. Dalam pemilihan tersebut, Ita mengalahkan Ignas Tungga dan Juventia Gratia. Walaupun kalah, Ignas Tungga dan Juventia Gratia tetap duduk di kepengurusan baru sebagai Sekretaris Jenderal dan koordinator Presidium Pendidikan.
Pelantikan pengurus baru dan penonaktifan pengurus lama dilakukan oleh ketua Presidium Pusat PMKRI periode 2009-2011 Stefanus Asat Gusma. Pelantikan pengurus tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono, Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Agustinus Tri Budi Utomo, PMKRI Komda 3, PMKRI cabang Madiun, Denpasar, Semarang.
Ketua PMKRI cabang Surabaya periode 2010-2011 Aloisius Angang mengaku tidak mudah membangun kembali gelora PMKRI yang telah memudar. “Tapi bersama pengurus lainnya saya berjuang semaksimal mungkin untuk menjadikan PMKRI menjadi lebih maju walaupun masih banyak kekurangan yang dialami” kata Luis, panggilan dari Aloisius Angang.
Sebagai ketua baru, Ita ingin menjadikan kader-kader PMKRI yang berkualitas, bermutu, berbhineka tunggal Ika, mandiri, berwirausaha. Untuk menjadikan kader-kader PMKRI yang berkulitas, Ita mengatakan, akan mengadakan pelatihan-pelatihan, merekrut anggota PMKRI yang baru di kampus-kampus.
Perempuan kelahiran Surabaya 17 Juli 1990 ini mengatakan, program yang direncanakan tidak hanya bergerak di bidang politik dan sosial saja melainkan di bidang olahraga, musik, dan kewirausahaan. Ita juga berusaha mengubah citra PMKRI yang selama ini dikatakan sebagai organisasi yang dihuni oleh orang-orang Indonesia bagian Timur. Selain itu, program kaderisasi yang merupakan program lanjutan dari pengurus lama tetap dijalankan terus oleh Ita.
“Diharapkan program kaderisasi tidak berhenti di tengah jalan. Kalaupun berhenti, bidang yang ada di kepengurusan PMKRI akan menerima sanksi dari formatur” ujar mahasiswi Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya itu ketika ditemui sebelum acara pelantikan dimulai. Ita akan mengadakan lagi Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) yang selama ini tidak diadakan lagi di Surabaya.
Pelatihan pengembangan pribadi menjadi pribadi yang bermutu dan intelektual, cara berkomunikasi di depan umum juga akan dikerjakan dalam kepengurusan PMKRI yang baru. Mahasiswi jurusan teknik industri angkatan 2008 ini menargetkan, setiap pengurus dan DPC mampu memberikan materi yang lebih dan diskusi, mampu berbicara di depan umum, mampu menyampaikan tujuan yang jelas, dan minimal membentuk dua komisariat di kampus.
Kepengurusan PMKRI yang baru juga menjalin kerjasama dengan organisasi masyarakat Katolik seperti Pemuda Katolik, WKRI, FMKI, ISKA. “Rencananya akan ada sharing antar anggota dan pengurus ormas Katolik tersebut untuk mengadakan program bersama-sama” jelas Ita.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Surabaya Bambang D.H. mengatakan, kader-kader PMKRI yang masih mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang intelektual. Selain intelektual, kader PMKRI harus mempunyai perilaku yang baik di mata masyarakat.
“Kader PMKRI harus mempelajari dan hafal segala prioritas program Arah Dasar Keuskupan Surabaya terutama kaum muda dan kerasulan awam. Jika tidak, bagaimana bisa menyuarakan motto Pro Ecclesia Et Patria dimana PMKRI mendukung gereja dan masyarakat” ujar Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Agustinus Tri Budi Utomo ketika menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan.
Untuk menyukseskan program ardas, PMKRI dapat bekerjasama dengan komisi kepemudaan, komisi Kerasulan Awam. “Di Komisi kerasulan awam, PMKRI diminta untuk mensosialisasikan Ajaran Sosial Gereja (ASG), terlibat dalam pergantian tokoh-tokoh politik dan pemerintah yang beragama Katolik agar mempunyai arah yang jelas” tambahnya.
Selama ini PMKRI juga kebingungan dimana organisasinya berpijak di dalam hirarki gereja. Romo Agustinus Tri Budi Utomo menjelaskan, secara organisasi kader Katolik, PMKRI berada di bawah naungan Komisi Kerasulan Awam. Dalam pendampingan rohani, PMKRI ada di bawah Pastoral Pelayanan Mahasiswa.
Harapan dari Romo Didik-panggilan akrab dari Romo Agustinus Tri Budi Utomo-, kader PMKRI harus menjadi pribadi yang berkompeten, bermutu dan religius. Selain itu, jadilah mahasiswa yang tidak meninggalkan ataupun melupakan studi saat aktif berorganisasi. “Boleh ikut organisasi boleh tapi ingatlah akan studi. Lulus tepat waktu dan meraih prestasi” jelasnya.
(Richard)
4 komentar:
Saya sepakatjika PMKRI banyak melakukan kegiatan eksternal. Artinya pendampingan dengan kehidupan bermasyrakat itu penting.
Saya sepakatjika PMKRI banyak melakukan kegiatan eksternal. Artinya pendampingan dengan kehidupan bermasyrakat itu penting.
ya memang benar jika PMKRI harus sering melakukan kegiatan-kegiatan pendampingan masyarakat. saya sangat setuju dengan pendapat kang roby
Yup...
Posting Komentar