Selasa, 29 Mei 2012

Panggilan Sebagai Guru Bermakna dan Mulia


Dari Kanan, Prof Anita Lie, Romo Mintara SJ, DR Takim Andriono saat acara bedah buku Jalan Sang Guru hari Sabtu (28/4/2012) di Balai Paroki Santa Maria Tak Bercela Surabaya.  (Fotografer : Richard)
Menjadi Guru itu bermakna dan mulia. Sebab guru sebagai messager (pemberi pesan), provider (pemelihara), dan builder (pembangun). Itulah yang menjadi diskusi bedah buku Jalan Sang Guru. Acara itu diadakan pada hari Sabtu pagi (28/4/2012) di Balai Paroki Santa Maria Tak Bercela Surabaya.
Bekerjasama dengan Penerbit OBOR Jakarta, SMAK Santo Hendrikus Surabaya mengundang pembicara Romo Agustinus Mintara Sufiyanta, SJ (Penulis buku Jalan Sang Guru) dan Prof Anita Lie, Ed.D. (konsultan pendidikan). Mereka membedah buku Jalan Sang Guru dalam rangka hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei. Buku itu berisikan kisah perjalanan guru yang bermakna dan mulia.
Romo Agustinus Mintara Sufiyanta, SJ berkata, yang menjadi dasar penulisan buku Jalan Sang Guru adalah kisah perjalanan hidup guru SMAK Santo Hendrikus Surabaya. “Benang merahnya dalam buku ini adalah guru sebagai panggilan sekaligus perjalanan hidup bersama kita maka saya beri judul Jalan Sang Guru. Jalan sang guru bukan hanya jalan guru dengan kita saja melainkan dengan Sang Guru Yesus maka guru-guru kristiani diharapkan dapat juga berjalan bersama Sang Guru yakni Yesus” imbuhnya. Lanjutnya, sejauh ini jalan bersama Sang Guru ada yang sudah berjalan bahkan ada yang belum. Hal itu didasari oleh aspek kemanusiaan dan humanisme.
“Guru tidak hanya mengajar sekedar memberikan pengetahuan saja tapi mengajar dengan penuh cinta.” kata Romo Mintara, SJ dalam acara bedah buku Jalan Sang Guru. Itulah bentuk jalan guru bersama Sang Guru Yesus.
Menurut Romo Mintara SJ, guru harus mempunyai kedalaman diri dalam mengajar agar panggilan guru bermakna dan mulia. Guru dapat memotivasi, menginspirasi dan menghayati kehidupan kepada muridnya.
Prof Anita Lie, Ed.D menambahkan, guru harus bisa menekuni jalannya dengan cara guru harus tahu bahwa panggilannya itu bukan sekedar mencari nafkah. “Di Indonesia saat ini masih banyak guru yang belum menghayati panggilannya” kata Anita Lie yang ditemui oleh Jubelium seusai acara bedah buku itu.
Seorang guru yang ideal dalam dunia pendidikan, ungkap Anita Lie, yaitu sebagai pemberi pesan perdamaian dan pengetahuan, provider, dan builder. “Messager yang baik adalah guru selalu mengajar dan mendidik tanpa disertai marah terus-terusan. Marah boleh saja tapi jangan terus-terusan” jelasnya.
Anita Lie juga mengungkapkan, dalam perjalanannya sebagai guru, guru akan menemukan proses penemuan dirinya dalam bidang studi, dalam muridnya, maupun dengan Tuhan. “Guru harus membuat murid itu cinta kepada bidang studi yang diajarkannya dan mengajar dengan asyik.”
Oleh karena itu, Romo Mintara, SJ meminta kepada orang tua untuk membantu dan menghargai kehidupan guru. “Sebab guru telah membantu kehidupan anak anda.” ungkap Romo Mintara, SJ ketika ditemui oleh Jubelium sebelum acara bedah buku Jalan Sang Guru dimulai.
Romo yang bertugas sebagai instruktur Kursus Kepemimpinan Sekolah itu mengungkapkan, belum ada profesi lain yang dapat dikenang oleh murid-murid dalam hidupnya. “Murid-murid selalu mengenang guru yang telah mengajarkannya kehidupan maupun pengetahuan bukan profesi lain seperti manajer, direktur, pimpinan perusahaan” kata Romo yang pernah bertugas menjadi Kepala SMP Kanisius Jakarta tahun 2009-2011 tersebut.
Romo Mintara, SJ berpendapat bahwa kehidupan dan kesejahteraan guru perlu diperhatikan oleh para Uskup, Pastor, Suster maupun Frater yang konsen dalam bidang pendidikan. Di tangan guru, kaum muda sebagai masa depan gereja ditanamkan benih-benih kehidupan seperti sharing of life, sharing of love selain bekal ilmu pengetahuan. “Masa depan gereja dipertaruhkan jika Uskup, Pastor, Suster dan Frater maupun guru kurang konsen dalam mengembangkan dunia pendidikan” tegasnya.
Dalam sambutannya, Romo YPH Jelantik mengatakan, bedah buku ini bukan menjadi suatu kebanggaan tetapi mengilhami panggilan guru. Guru sebagai pilar umat Allah, guru sebagai panggilan hidup bukan sekedar panggilan profesi saja. Dari sebab itu, Perwakilan dari Majelis Pendidikan Katolik Suster Yosefa, S.SpS. mengharapkan, bedah buku ini menjadi peristiwa penting dalam bidang pendidikan.
(Richard)

0 komentar: